Selasa, 18 November 2014

Selamanya

Pada saat itu 19 februari 1994, adalah saat yang dinantikan, aku berusia 5 tahun pada saat itu.
Hari itu aku menunggu kelahiran adikku , dan aku sangat yakin kalau adikku nanti adalah laki-laki.
Saat itu adzan magrib terdengar, saat masih kecil mitos itu selalu aku terapkan dalam pikiran "kalau maghrib ga boleh keluar rumah, nanti diambil kalongwewek" 
Jadi pada saat itu aku lebih baik menunggu di dalam kamar bersalin. 
Aku melihat badan ibuku lemas, marah karena bapak tidak mendampingi, diam menahan sakit. Lalu tiba-tiba menangis dan dokter langsung datang lalu mengusirku.
Aku sebal disuruh keluar karena masih kecil katanya, terus pintu di tutup. 
Aku memandangi pintu yang di tutup, lalu melihat nenek yang menyuruhku duduk tapi aku gamau, aku ingin melihat adikku yang keluar dari perut ibu, yang aku sendiri gatau bagaimana cara keluarnya.
Aku mondar-mandir kearah pot bunga di ruang tunggu, lalu kembali lagi ke depan pintu kamar yang di tutup. 
Pintu itu adalah pintu geser, dengan perasaan was-was takut dimarahi aku menggeser pintu itu sedikit sekali sehingga mata sebelah aku bisa melihat  ke dalam, kebetulan kamar itu langsung mehadap ke kasur. 
Ibuku sedang di kerumuni banyak suster, aku tak bisa melihat ibuku. Badan ibuku tertutup badan suster, aku pengen lihat adikku. Karena yg terpikir dariku, adikku akan keluar lewat perut ibu. Bukan dari kelamin ibu.
Aku sebal, aku tidak melihat ke dalam lagi, tp aku masih di depan pintu karena sebal bagaimana caranya ingin melihat.
Tak lama setelah itu, terdengar suara tangisan bayi, kencang sekali. Aku kager dan melihat kembali ke celah pintu.
Banyak darah di kaki ibu, di tangan dokter dan suster, lalu dokter memberikan badan kecil yang merah ke hadapan ibu lalu suster mengambil alih badan mungil itu ke sebuat bathtub. 
Aaah itu adikku, horee aku punya adik, aku mau main kereta api bareng, aku mau ajak main mobil2an, aku mau tidur bareng sama dia. Horee aku punya adik!
Tak lama pintu kamar terbuka, aku tak sabar menunggu untuk melihat adikku, aku dan nenek berdiri di depan pintu. Lalu dokter keluar dan bilang pada nenek. "Anaknya perempuan bu, cantik"
Aku kaget, aku kecewa sekali. Kenapa perempuan?? Bukannya laki-laki?? Ibu ko bohong, aku kan minta adik laki-laki. 
Aku menghampiri bayi kecil yang sudag bersih di samping ibu, aku melihat dia. Dia bukan laki-laki, dia cantik. Matanya besar tapi menyipit, hidungnya mancung kecil, bibirnya bergerak gerak, tangannya kecil, warnanya pucat. 
Lalu aku bertanya "kenapa perempuan bu? Aku kan minta laki-laki?"
Ibuku lemas dan mungkin sedang kesal, aku malah dimarahi, "itu sudah takdir dari alloh, mau perempuan atau laki-laki sama saja, ini adik kamu"

Pada saat itu aku mungkin masih belum menerima, tetapi seiring berjalannya waktu, rasa sayang ini malah sangat besar pada adikku, aku malah gamau melihat adikku menangis , kesakitan atau jalan sendirian. Mau pergi sekolahpun, aku sedih meninggalkan dia di rumah, main sendiri di rumah. 

Sampai akhirnya sekarang, aku dan dia sudah tumbuh menjadi remaja.. Melakukan apapun bareng, tidur bareng, main bareng, marah-marahan, sayang-sayangan, nangis bareng, semua bareng..

Rasa sayang aku dari kecil ternyata tidak berubah sampai sekarang, aku masih tak ingin melihat dia menderita, melihat dia menangis, apapun akan aku lakukan biar dia bahagia, walaupun belum maksimal. Entah bagaimana nanti ketika kita akan menghadapi hal baru, ketika kita akan berumah tangga, aku harap kita akan masih seperti ini selamanya. 

Aku sayang kamu Gita Ramadian Arief, selamanyaaa 😘


Selasa, 04 November 2014

??

Pernahkah kalian merasa bahwa dunia ini tak adil?
Aku pernah
Pernahkah kalian merasa bahwa kalian tidak berpotensi?
Aku pernah
Pernahkah kalian merasa bahwa sebenarnya untuk apa kalian dilahirkan?
Aku pernah
Pernahkah kalian merasa bahwa keberuntungan tidak selalu memihak padamu?
Aku pernah
Pernahkan kalian berfikir saat mati nanti apa yang akan di pertanggung jawabkan?
Aku pernah
Pernahkah kalian berfikir untuk apa aku menulis blog ini?
Aku pernah dan aku pun sama tidak tau. 

Senin, 27 Oktober 2014

Eklektik

Kepada orang-orang yang tidak terpatron pikirannya
Yang membebaskan diri
Mengangkasa
Terbang dan terbang
Setinggi-tingginya
Menyelam
Berenang dan berenang
Sedalam-dalamnya
Mengembara
Rimba pikiran dan turunan Adam
Mencari kebenaran
Mewujudkan gagasan
Mencipta kalos
Memaknai sejarah
Yang terjejak di tanah ini

(Dari album "Divertimento in Yogyakarta" by Afifah)

Minggu, 26 Oktober 2014

Home

We love
We do really loud
We forgive
We give hugs
We have fun
We give second chances
We say i'm sorry
We are real
We make mistakes
We are family

This is sketch



Bergoyanglah selalu tanganku.. 
Berkembanglah selalu ideku..
Menyenangkanlah selalu diriku..

Kamis, 16 Oktober 2014

12 october 2014 "titanium black"

Masih ingat dengan pria bernama Kim? Sebuah nama yang fenomenal karena kpop sedang booming. Tapi, kim-ku bukan berasal dari negeri ginseng,dia tetap lokal punya hehe ..
Teringat tentang drama-drama korea yang cowonya begitu romantis, yang hanya bisa kunikmati melalui media tv, berharap bisa pengen ada pria yang seperti itu padakku kelak.
 
Dan ternyata, sebuah nama bisa membawa kesamaan yang tidak disengaja (atau mungkin aku sengaja samakan biar seperti unnie yang ada di drama korea :p), yup! Kim-ku juga ternyata romantis. Banyak hal yang tak kuduga, malah dilakukannya dan membuat aku bingung.
Awalnya, dia berani sekali bilang ke bapakku bahwa dia akan serius dan menikahiku. Dia bicara pada saat aku sedang di jogja. Malu, seneng, degdegan, bingung, dan gatau harus apa. Biarlah ini di ridhoi alloh swt. 
Kedua, kemarin kita makan bareng di sebuah mall bersama agit dan jagat. Tak sengaja sebelum naik ke tempat makan,aku melihat sebuah toko perhiasan. Disitu ada cincin warna hitam yang menarik perhatianku (ga ada maksud buat pengen dibelikan) yang terpikir olehku adalah "keren kalo nikah cincinnya simple dan ga formal kaya gini" . Terus dia bilang bagus ya, aku jawab iya, beli yuk hahahah.. Lalu aku pergi meninggalkan tempat itu karena fokus ku pada perut yang lapar. Saat aku ngantri makanan, jagat dan agit duduk, kim pamit mau ke atm. Lama sekali sampai makanan tiba dia masih belum datang. Dan akhirnya dia datang dengan makanan yang dia pesan. Beres makan, aku entah kenapa bilang lagi "cincin barusan bagus ya hitam warnanya" , dan kemudian kim bilang "iya" dia merogok saku celana dan mengeluarkan tempat cincin lalu bilang "ini aku beli buat kamu" terus dia memasangkan cincin itu padaku, dan dia juga pake cincin yang sama. Di depan agit dan jagat pulaa. Mati gaya, mati ekspresi, dan cuma bisa bilang "makasih sayang, semoga ini bukan hanya simbol tetapi diridhoi alloh juga kedepannya" aaammmiin. 

Minggu, 10 Agustus 2014

Harus bisa

Hai blog, lama aku tidak mencoret-coretmu ya..
Bukan berati aku sibuk berkegiatan atau sangat menyenangkan, melainkan terlalu flat dan tidak ada sesuatu yang menarik hahaha...
Hmmm.....
Malam ini entah kenapa aku merasa kesepian (tapi sebenarnya sih selalu) mungkin karena aku terlalu bergantung pada orang lain, dan disaat mereka sudah dengan hidupnya aku merasa ditinggal. 
Salah memang, makanya mereka memandang aku sebelah mata. 
Sudah saatnya aku harus tunjukan aku bisa melakukan sesuatu ya...
Harus bisa! Aku punya kelebihan, pasti punya kan? Pasti ada!!